Gerhana Matahari Total (GMT) menjadi peristiwa alam yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat Indonesia. Untuk menonton fenomena tersebut, ada yang perlu diperhatikan agar dapat menikmatinya dengan aman.

Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Abdul Rahman mengatakan, gerhana matahari tidak berbahaya bagi makhluk hidup. Namun, ada cara yang baik dan aman untuk menyaksikannya.

Abdul mengatakan, melihat sang surya saat fase total gerhana tidak berbahaya. Tetapi, akan sangat berbahaya jika melihat langsung, ketika gerhana mencapai sebagian dan saat piringan matahari muncul atau ketika fase total telah selesai.

"Untuk itu, jika ingin mengamati matahari sebaiknya perlu memakai alat pengaman sesaat sebelum fase total berakhir. Hal ini disebabkan, paparan cahaya dengan intensitas tinggi seperti cahaya matahari dalam waktu lama akan menambus mata dan merusak lapisan retina mata yang berisi syaraf sensitif," ujarnya sebagaimana dikutip dari laman Lapan, Rabu, 24 Februari 2016.

Abdul mengemukakan, terdapat berbagai cara untuk mengamati GMT secara aman. Praktik yang aman, yaitu dengan metode proyeksi atau dengan menggunakan alat yang telah dibekali filter khusus untuk matahari.

"Filter matahari tersebut berupa film tipis dengan tingkat kepekatan yang tinggi untuk menyaring cahaya matahari," kata dia.

Adapun cara lainnya, bagi yang tidak memiliki kacamata gerhana, maka dapat menggunakan cara-cara tidak langsung untuk mengamati bayangan matahari. Misalnya, dengan memanfaatkan ember berisi air, bayangan dedaunan di permukaan tanah, atau alat kotak lubang jarum yang dapat dikreasi sendiri.

"Setelah fase total berlangsung yang ditandai dengan kegelapan sempurna, melihatlah ke arah matahari selama beberapa detik untuk menyaksikan gerhana matahari."

Seperti diketahui, GMT merupakan peristiwa alam yang langka, fenomena alam yang terjadi 350 tahun lagi. GMT yang akan berlangsung 9 Maret 2016 dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia.

(mus)

__________
Dari: Viva(dot)co(dot)id

Posting Komentar

 
Top